CHRISTY.
Remaja tujuhbelas tahun yang trauma dengan box telepon. Saat ia berumur
sembilan tahun, ia pernah terjebak didalam box telepon selama dua jam
bersama FELLY, saudara kembarnya. Ketika itu ia sedang menelpon ayah
supaya menjemput mereka pulang sekolah. Pintu box telepon tidak bisa
terbuka saat CHRISTY dan FELLY akan keluar. Mereka baru menyadari sebuah
papan yang bertuliskan ‘Pintu Box telepon sedang rusak’ yang terpampang
disamping box telepon tanpa mereka ketahui dari awal.
“Aku
tidak mau mati disini…” Christy kecil menangis ketakutan, ia berpikir
bahwa tidak akan ada yang menyelamatkan mereka karena box telepon itu
berada diujung jalan yang sangat sepi.
felly memeluk saudara
kembarnya yang sedang menangis, lalu berkata sambil menepuk-nepuk
punggung christy, “Jangan takut, kau bersamaku.”
Tidak lama kemudian, seorang anak kecil berbadan gemuk menghampiri box telepon tempat mereka terkurung.
“Tolong kami!” felly berteriak kepada anak gemuk diluar sana. anak
gemuk itu langsung mengerti, ia mencari cara agar dapat membuka pintu
box telepon. Kemudian ia mengeluarkan bolpen dari tas sekolahnya, lalu
mencongkel bagian tepi pintu box telepon dengan sekuat tenaga, hingga
akhirnya pintu box telepon terbuka, dan mereka berhasil keluar.
felly kecil langsung berterimakasih dan memuji-muji anak gemuk itu
dengan berlebihan. Sedangkan christy kecil diam saja tanpa menunjukan
rasa berterimakasih sedikitpun.
felly mengerti kenapa christy bersikap seperti itu kepada pahlawan kecil dihadapan mereka.
Karena anak itu gemuk! Dan christy paling benci cowok berbadan gemuk.
Beberapa waktu yang lalu tulang punggungnya cedera akibat tertindih
badan gemuk seorang anak bernama Wiliam yang juga teman sekelasnya.
Itulah sebabnya christy tidak bisa bersikap ramah kepadanya.
Dan christy harus menerima kenyataan bahwa anak gemuk yang menolong
mereka delapan tahun yang lalu adalah MORGAN. anak yang selama ini
dikaguminya dan menjadi cinta pertamanya. christy benar-benar tidak
menyangka morgan akan tumbuh menjadi seorang remaja setampan itu dan
menjadi cinta pertamanya.
christy hanya tersenyum masam setiap
kali mengingat kejadian konyol delapan tahun yang lalu. Dan ia bersumpah
tidak akan pernah masuk kedalam box telepon lagi bahkan dalam keadaan
darurat sekalipun.
****
christy tidak tau tujuan
mengapa ia masih berdiri di halte dan melewatkan bis sekolah begitu
saja. Tetapi, pesan dari ayah dan ibu tadi pagi.. ia masih mengingatnya;
“Jangan sampai terlambat lagi!”, mereka berteriak seperti itu. Tapi
christy tidak peduli, ia merasa sangat malas hari ini, bahkan untuk
pergi ke sekolah.
Hari ini christy tanpa felly. felly tidak
masuk sekolah karena sedang sakit. Belakangan ini saudara kembarnya itu
sering sekali sakit. Itu membuat ayah dan ibu memperlakukan felly
seperti bayi. Hanya sakit biasa mereka sampai memperlakukan felly secara
berlebihan. Bahkan ayah rela ijin tidak bekerja hanya karena felly yang
sedang sakit. Padahal, sewaktu christy sakit, ayah dan ibu tidak
memperlakukannya sampai seperti itu. Bahkan ibu meninggalkan nya
sendirian di rumah hanya untuk menghadiri sebuah acara kecil dengan
teman-temannya.
Sungguh tidak adil!
Selang beberapa
menit, halte sudah sepi. Orang-orang yang menunggu bis bersama christy
tadi, sudah lenyap bersama bis tujuan mereka masing-masing. Para pegawai
kantoran dan segerombolan pelajar dengan atribut yang berbeda pada
almamater mereka masing-masing.
Dan tinggal christy di halte itu. Ia duduk termangu sambil memandang jijik box telepon yang berada di seberang jalan sana.
“Menggelikan!” desahnya, tiba-tiba teringat kejadian delapan tahun yang lalu.
Kasio berhenti menggumal dalam hati ketika ia mendapati seorang pria
keluar dari box telepon itu. pria itu menambah kuat ingatannya tentang
kejadian delapan tahun yang lalu.
christy terkesiap ketika pria
itu menyebrangi jalan dan menuju halte tempatnya berada. christy
mengatur napasnya saat pria itu mulai mendekat dan kemudian duduk
disebelah christy dengan kepala tertunduk lesu dan tidak sempat melihat
christy.
Lihat dirimu! Kau hanya ingin melihat felly? Kau tidak
mengetahui keberadaanku bahkan ketika aku berada sangat dekat
denganmu…tapi matamu selalu menangkap sosok felly dengan cepat, bahkan
saat ia masih jauh dari pandanganmu.
“Hey, bis kita sudah lewat
sepuluh menit yang lalu.” christy bergumam kepada pria disebelahnya.
pria itu mendongak, menoleh, dan terkejut ketika melihat christy.
“christy?!!” pekiknya, “Bagimana kau tiba-tiba ada disini?”
“Aku sudah berada disini sejak kemarin, kau puas?” ujar chrisy,
“morgan, bagaimana bisa kau tidak melihatku, eh? Aku sudah disini sejak
tadi!”
morgan terkekeh, “Maafkan aku… aku terlalu sedih sampai tidak mau melihat apapun didekatku.”
“Sedih? Apa yang membuatmu sedih?” tanya morgan.
“Bukankah felly sedang sakit? Itu membuatku sedih..” morgan kembali menunduk.
Oh ya ampun! Kenapa semua orang begitu mempedulikan mu, felly?
“Ngomong-ngomong kenapa kau tidak datang kesekolah?” morgan bertanya kepada christy.
christy berpikir sebentar, apa ia harus jujur dan menjatuhkan harga
dirinya didepan pria yang disukainya? Mengatakan bahwa ia sedang bolos.
Ah tidak! Itu bodoh.
“Aku ketinggalan bis,” jawab christy
akhirnya. Mudah-mudahan morgan tidak melihat dua tanduk iblis yang
muncul tiba-tiba diatas kepalanya.
morgan hanya ber-oh menanggapi jawaban christy.
“Lalu kau sendiri kenapa tidak datang kesekolah?” christy balik bertanya.
“Aku… aku ingin menjenguk felly,” jawab morgan.
christy terkesima, “Kau bolos sekolah hanya untuk menjenguk felly?”morgani mengangguk.
“Pulang sekolah kan bisa, kau tidak perlu bolos sekolah hanya untuk menjenguk orang sakit.”
morgani tersenyum, “Aku tau, tapi sebagai seorang pacar aku sangat khawatir.”
christy terkejut, tiba-tiba ia sulit bernapas.
“Pa-pacar?!” pekik christy.
morgan mengangguk sambil tersenyum sipu, “Dua hari yang lalu aku
menyatakan perasaanku padanya. Aku sangat terkejut, ternyata dia juga
menyukaiku.”
Dan ternyata… aku juga menyukai mu, morgan. Tapi hanya felly yang kau sukai.
“Selamat ya!” christy mengulurkan tangan sambil tersenyum kaku.
Selamat ya! Selamat sudah menghancurkan hatiku.
“Terimakasih,” morgan tersenyum pada christy, dan membuat gadis itu semakin terluka.
christy membuka pintu kamar dengan perasaan ragu. Ia sedang kesal, dan tidak mau melihat felly. Tetapi mereka satu kamar!
“Sial!” christy menggumal dalam hati sebelum akhirnya ia masuk kedalam
kamar. felly langsung menyambutnya dengan senyuman. Ia terbaring lemas
di tempat tidurnya.
“Hey, darimana saja kau? Kenapa kau baru pulang?”
“Apa itu urusanmu?” balas christy singkat sambil melepas kedua sepatunya.
“Apa hari ini terjadi sesuatu padamu?” tanya felly setelah mendengar respon christy yang terdengar miring ditelinganya.
christy diam sebentar, lalu menjawab, “Tidak!”
Ia tidak mau membahas soal tadi pagi. Itu terlalu menyakitkan baginya.
“Sungguh?” felly memastikan.
“Ya, sungguh.”
Ya, sungguh… sungguh aku bohong padamu saudara kembarku. Aku tidak bisa jujur padamu bahwa kau sudah menyakiti hatiku.
* * *
Hari ini adalah pembagian raport setelah seminggu yang lalu christy dan felly mengikuti ujian akhir semester di sekolahnya.
christy tidak pernah berharap ia akan mendapat nilai baik, karena
selama ini ia memang tidak pernah berusaha untuk mendapat nilai baik. Ia
hanya pecundang yang sering sekali bolos sekolah dan merokok di toilet.
Tidak ada seorang guru pun yang sudi memberi christy nilai tambahan.
Sedangkan felly, christy yakin saudara kembarnya itu akan menjadi juara
kelas lagi tahun ini. Dia memang murid teladan. christy tidak pernah
mau menandingi nya.
christy, felly dan morgani berjalan
berdampingan sepulang sekolah. Sedari tadi, christy melihat felly selalu
tersenyum. Ia mendekap buku raport diatas dadanya. Sedangkan christy
langsung memasukan buku raport kedalam ranselnya tanpa melihat
nilai-nilai mata pelajarannya terlebih dahulu. Ia merasa tidak peduli.
Ditengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun. Mereka lari bersama-sama
mencari sebuah tempat untuk berteduh. Didepan taman kota yang mereka
lewati, ada sebuah box telepon. Tanpa pikir panjang mereka langsung
masuk kedalam box telepon. Tak terkecuali christy. Ia seperti spontan,
tidak sempat mengingat bahwa ia begitu trauma dengan box telepon. Dan
baru menyadari saat felly bertanya padanya.
“christy, bukankah kau phobia dengan box telepon?”
christy baru saja akan keluar lagi, tapi tiba-tiba ia mendengar suara
petir yang begitu keras dan membuatnya masuk kembali kedalam box
telepon. Ketakutannya terhadap petir ternyata lebih besar daripada
phobianya dengan box telepon.
felly dan morgan tertawa melihat garis wajah christy yang seperti sedang ketakutan.
“Aku jadi ingat kejadian delapan tahun yang lalu,” ujar morgan sambil tertawa, “Aku melihat mu menangis dalam pelukan felly.”
“Apa itu lucu?” christy melipat tangannya dengan kesal.
“Tentu saja, aku juga sempat melihat ingusmu menempel di kemeja felly,” morgan tertawa.
christy menunduk malu. Benar, itu memang memalukan.
morgan masih tertawa sendirian, bahkan tanpa ditemani felly. felly
hanya tertawa sebentar kemudian diam. christy tidak mengerti kenapa hal
seperti itu saja bisa membuatnya tertawa begitu lama.
morgan baru berhenti tertawa ketika ia melihat darah tiba-tiba keluar dari hidung felly.
“felly? Kau mimisan!!” morgan terpekik, langsung saja morgan itu
mengeluarkan sapu tangan dari celana seragamnya kemudian mengusap darah
di hidung felly dengan sapu tangannya.
“Aku hanya sedikit lemas,” ujar felly, membuat morgan panik.
“Aku tidak mau kau sakit lagi…” morgan memeluk felly tanpa peduli disitu ada christy.
christy berhenti melihat mereka, ia memalingkan pandangan keluar sana.
Melihat hujan yang sama dengan hatinya yang sedang menangis diam-diam.
Sekali lagi aku katakan, bahwa aku benci box telepon. Hari ini aku
merasakan suasana yang sama seperti delapan tahun yang lalu, ketika aku
terkurung didalam box telepon, aku menangis dalam pelukan felly. Dan
hari ini aku melakukan hal yang sama, secara diam-diam sambil memeluk
tubuhku sendiri. Karena cinta pertamaku telah menjadi milik saudara
kembarku sendiri, tanpa mengetahui perasaanku yang tumbuh sejak kami
duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Kini, kami adalah
cinta segitiga yang berteduh didalam box telepon, dan hujan siang itu
membiarkan aku diam-diam menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.
****
felly dan christy berdiri dihadapan ayah. Mereka baru saja menyerahkan
buku raport mereka masing-masing kepada ayah. Seperti yang biasa mereka
lakukan setiap kali pembagian raport. Mereka harus menyerahkan buku
raport mereka kepada ayah, berdiri dihadapan ayah, dan menunggu respon
ayah. Apakah ayah akan tersenyum bangga, atau membanting buku raport
dengan kesal.
Dan selama ini hanya felly yang bisa membuat ayah
tersenyum bangga, begitupun untuk pembagian raport tahun ini. Saat
melihat buku raport felly ia berkata, “Bagus felly, pertahankan
prestasimu! Kau memang membuat ayah bangga.”
Sekarang giliran christy. Alis ayah tampak mencuat keatas saat melihat buku raport christy, “Apa-apaan ini?”
christy menunduk, ia tidak mau melihat wajah ayah yang sedang marah.
“Nilai tertinggimu cuma tujuh, itupun hanya nilai prakteknya saja,”
gumal ayah.
“Ayah, tapi christy sudah berusaha..” ujar felly berusaha membela saudara kembarnya.
“Berusaha apa? Berusaha membuat ayah marah, eh? Ayah tidak pernah
melihatmu belajar selama ujian, christy. Dan ayah tidak pernah
mendengarmu mendapat nilai bagus di kelas. Lihat kakakmu! Dia selalu
mendapat prestasi yang membanggakan.”
“Ayah, tapi christy pernah mendapatkan medali perak dalam kejuaraan taekwondo waktu SMP.” felly terus membela christy.
“Memang, dan itu satu-satunya yang membuat ayah merasa bangga padamu,
christy. Tapi sekarang, yang sering kau lakukan hanyalah membuat masalah
di sekolah. Kau tau, berapa kali ayah mendapat surat peringatan dari
sekolah karena perbuatanmu selama ini?”
“Aku tidak ingat,” jawab christy sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Tentu kau tidak ingat, karena sudah terlalu sering pihak sekolah memanggil ayah! Dasar anak tidak berguna!!”
christy mendongak, ia tersentak dengan kalimat terakhir yang diucapkan
ayahnya. Begitu juga felly, ia tercengang atas ucapan ayah meskipun
kalimat itu tidak diperuntukan untuknya.
“Ya, aku memang tidak
berguna. Jadi lupakan kalau ayah punya anak kembar!” christy pergi dari
hadapan ayahnya, ia langsung keluar rumah, dan felly sempat mencegah
christy pergi, tapi christy mendorong saudara kembarnya sampai jatuh. Ia
sudah terlalu kesal, bahkan untuk melihat Kenzhu sekalipun.
* * *
Catatan christy;
Aku memiliki dua bayangan. Bayangan diriku sendiri dan bayangan diriku
yang lain bernama felly. Setiap saat aku selalu melihat bayangan diriku
tanpa cermin. Anehnya, aku merasa ragaku lebih samar daripada bayanganku
yang bernama felly itu. Kami sama, tetapi ia memiliki sesuatu yang
berbeda sehingga ia terlihat lebih istimewa dibandingkan aku.
Terkadang, aku membenci diriku sendiri yang tidak pernah bisa menjadi
seperti felly. Dia merebut segalanya dariku. Kasih sayang ayah dan ibu,
bahkan seorang morgan yang menjadi cinta pertamaku.
Aku
mengerti, bahwa aku hanyalah seorang pecundang yang tidak pernah bisa
menjadi baik, seperti kakakku dan tidak pernah bisa mengungkapkan
perasaan kepada morgan, seperti kakakku.
* * *
Pergi
dari rumah, christy tidak tau mau kemana. Ia hanya terus berjalan
kemanapun kakinya melangkah. Ditengah jalan, tiba-tiba hujan turun.
Padahal pulang sekolah tadi ia sudah hampir kehujanan bersama christy
dan morgan. christy langsung mencari tempat berlindung. Tanpa ia sadari,
ia masuk kedalam box telepon yang berada disekitar sana. Yang tak
terduga, seseorang juga ikut masuk bersamanya kedalam box telepon itu.
christy terkejut ketika mengetahui siapa orang yang ikut masuk
bersamanya.
“felly?!!” pekik christy tak dapat menyembunyikan
rasa terkejutnya. felly menoleh, ia tidak kalah terkejut ketika
mengetahui orang yang berada disampingnya adalah saudara kembarnya.
“christy!!” felly langsung memeluk christy.
christy melepaskan diri dari pelukan kakaknya, “Apa kau membuntutiku?”
tanya christy, merasa pertemuan ini sangat kebetulan sekali.
“Tidak, aku memang sedang mencarimu.. Dan ternyata Tuhan mendengar do’aku,” jawab felly.
“christy, apa kau benar-benar marah pada ayah?” Kali ini felly yang bertanya.
Aku bukan hanya marah pada ayah, tapi juga marah padamu, felly…
christy diam, ia merasa tidak perlu menjawab, karena jawabannya sudah jelas “ ya”.
“Jangan pernah memasukannya dalam hati, aku yakin ayah tidak punya niat
untuk melukaimu perasaanmu, ayah hanya terbawa emosi.” ujar felly.
christy masih tetap diam, ia hanya memandangi hujan diluar sana dari
dalam box telepon. Tidak lama kemudian ia berujar tanpa menatap wajah
felly, “Aku membenci mu, felly.“ felly terkejut, bola matanya melebar.
“Kau telah merebut segalanya dariku. Kasih sayang ayah dan ibu bahkan morgan, cinta pertamaku.”
“morgan? Kenapa kau tidak pernah bilang padaku kalau kau menyukai nya?
Kalau aku tau sebelumnya, aku tidak akan berpacaran dengan nya, demi
menjaga perasaanmu.” Jelas felly.
“Lalu bagaimana dengan ayah
dan ibu? Perlakuan mereka saat kau sakit, jauh lebih istimewa
dibandingkan saat aku sakit.” christy berusaha mengeluarkan isi hatinya.
“Jadi soal itu,” gumam felly pelan, felly menunduk. “Mungkin.. mereka
sudah mengetahui kalau aku.. mengidap kanker darah stadium akhir.”
“Kanker darah?!!” christy memekik, felly mengangguk pelan. “Kenapa kau
tidak pernah bilang padaku soal ini?!!” christy terdengar sangat marah,
ia merasa kecewa karena baru mengetahuinya.
“Aku.. sengaja
tidak memberitahu ayah, ibu, dan kau. Aku tidak mau kalau sampai aku
terlihat begitu menyedihkan di mata kalian. Tapi.. sepertinya ayah dan
ibu menemukan hasil diagnosa penyakit-ku. Mungkin itu yang membuat
mereka lebih memperhatikan aku akhir-akhir ini.” Jelas felly panjang
lebar. christy tidak dapat berkedip, butuh waktu untuk mempercayai semua
ini.
“christy,” felly memandang saudara kembarnya, “Sebentar
lagi aku akan mati,” lanjutnya lagi sambil tersenyum hambar kepada
christy. christy langsung menampar pipi kiri felly, “Aku tidak suka
kalimat itu!” seru christy. “Kau tidak akan mati, karena aku tidak
mengijinkannya..”
“Tapi penyakitku sudah stadium akhir, dokter
bilang, hidupku tidak akan lama lagi.” Ujar felly, kemudian menunduk
lesu. christy melihat setitik air disudut mata felly, christy tau bahwa
itu adalah air mata.
“Aku belum siap mati..”desah felly pelan,
dan air mata itu akhirnya jatuh ke pipi, membuat christy segera memeluk
saudara kembarnya itu.
Untuk kesekian kali aku katakan, bahwa
aku benci box telepon. Hari ini aku merasakan suasana yang sama seperti
delapan tahun yang lalu. Ketakutan yang melebihi dari ketakutan saat aku
terkurung didalam box telepon. Ketakutan yang membuatku menyadari bahwa
felly adalah bagian dari hidupku. Mulai saat ini, aku berdoa dalam
hati, supaya kami dapat selalu bersama tanpa terkecuali. Saling
melengkapi sebagai saudara kembar, tanpa berpikir bahwa felly lebih
istimewa dariku, karena yang istimewa adalah kami. felly dan christy.
hai kak kici yg imoet banget. kamu kayak kambing. eits jangan marah baca dulu artix.
ReplyDeleteK=eren
A=syik
M=aniez
B=aik
I=moet
N=gangenin
G=aul
dibaca yaaaaaaaaa
haha..
Delete